Contoh yang sangat kentara di negeri ini adalah menyoal keberadaan keturunan tionghua. Bukan rahasia lagi kalo dari dulu orang-orang tionghua itu sangat dipinggirkan dan banyak isu-isu yang menyebutkan bahwa mereka itu pelit, individualisme dan lain-lain. Meskipun pada faktanya mereka juga warga negara Indonesia, tapi mengapa perlakuan berbeda sering mereka alami? Tindakan-tindakan diskriminatif terhadap mereka sangat jelas, dan itu sangat disayangkan. Padahal kalo mau merunut ke sejarah masa lampau, tak sedikit orang-orang keturunan tionghua ini ikut berjuang membantu orang pribumi melawan penjajah. Kalo gak percaya search aja di google, gue males nulisnya disini. Lagi pula mau dia keturunan mana, dan dari ras apa, yang penting mereka baik dan bisa berbaur dengan sewajarnya. Nah disini gue mau coba isu-isu rasis yang biasa terjadi di negeri ini.
Orang keturunan tionghua itu pelit
Emang sih ya, orang pelit itu nyebelin, tapi coba tengok-tengok deh. Padahal kalo lu perhatikan, banyak juga kok temen kita yang bukan dari keturunan tionghua justru banget-banget pelitnya. Dan dari yang udah gue alami, kebetulan kerjaan gue emang banyak orang keturunan tionghua, dan mereka bervariasi, dalam artian, yang pelit ya emang pelit dan yang baik ya emang baik. Jadi menurut gue, keidentikan orang keturunan tionghua itu pelit jelas gak berdasar banget dan gak bisa dijadikan simbol kepada mereka. Toh faktanya seperti yang gue sebutkan tadi, orang pribumi juga banyak kok yang pelit. jadi sekarang stop lah buat ngejudge kalo orang-orang keturunan tionghua itu pelit.
Orang ambon serem-serem
Nah ini neh yang lucu, orang ambon juga manusia kali, punya rasa punya hati. Entah apa yang yang membentuk imej bahwa orang ambon khususnya dan orang timur pada umunnya itu serem-serem. Ya emang juga sih, bisa dibilang banyak kok orang-orang ambon yang bekerja dibagain penagihan hutang seperti dep kolektor, karena memang mereka dianggap bisa menakuti orang yang ditagihnya. Tapi kalo boleh gue sarankan, coba sekali lagi lu tengo-tengok dah, berapa banyak perkelahian atau teriakan kemarahan justru keluar bukan dari orang-orang ambon ini. Hal yang paling gampang adalah bentrok dua kelompok masyarakat yang akhir-akhir ini terjadi Jakarta dan sekitarnya, dan mereka bukanlah orang ambon. Jadi menurut gue salah banget kalo mengidentikan orang ambon dengan hal yang seram, (maaf) kasar dan galak. Lah, liat aja tampangnya orang ambon kan serem-serem, nah kalo lu menemukan ocehan macam ini, bisa dibilang yang ngomong gak punya TV. Gue yakin orang yang berfikiran kaya gitu gak tau betapa manisnya Glen Friedly, hahahahaha. Jadi stop menjudge orang ambon itu serem-serem, karena gue juga punya temen orang ambon dan dia biasa aja, baik dan suka melawak kok.
Orang batak keras-keras
Dan ini juga gak bener, gaya bicara bolehlah, tapi itu juga gak semua kok. Gue punya seorang temen keturunan batak, dan dia sama sekali gak keras, malah kalo boleh dibilang gaya bicaranya macam orang jawa yang katanya alus. Lalu dari mana orang-orang punya persepsi kalo orang batak itu keras-keras? Semua itu cuma imej satu orang aja sehingga mendeskripsikan orang-orang diantaranya. Padahal banyak juga orang jawa, sunda dan dari daerah lain yang keras kok. Jadi mulai dari sekarang kita stop lah buat mengidentikan suatu suku dengan hal-hal yang menyinggung.
Contoh diatas gue rasa cukup buat kita untuk tidak lagi berbuat rasis, dan meletakkan setiap individu pada keadaan yang sama, karena pada dasarnya, kekasaran, kepelitan, dan kesereman itu variatif. Dan dari tiap suku itu memiliki variasi ini semua, jadi semua itu tergantung orangnya aja, gak peduli dia dari suku atau asal mereka. Sebenernya masalah rasis itu bukan cuma masalah suku dan kedaerah yang gue sebutkan diatas tadi, ada banyak hal yang emang masih terasa sekali rasisnya di negeri ini. Contoh paling gampang adalah kata-kata yang menyindir atau merendahkan suatu kelompok. Misalnya kata "kampungan", ini jelas menghina keberadaan orang-orang kampung yang dianggap gak sesuai dengan standart kehidupan perkotaan. Dan banyak juga kata-kata sindiran yang mengarah rasis yang sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Nah buat temen-temen, mikir lagi deh kalo mau ngejudge orang atau mengidentikan suatu kelompok dengan hal-hal yang menyindir, selain gak ada untungnya, toh percayalah, suatu saat kita akan membutuhkan mereka. Jadi mulai dari sekarang, bulatkan tekad dan teriakan "say no racism".
0 komentar:
Posting Komentar