pantai batu berdaun dan misteri meriam tegak

17 Mei 2012

Pantai Batu Berdaun

    Matahari mulai menembus celah-celah jendela kamar, dan udara sejuk merasuk menyentuh tubuh ini yang tak terselimutkan. Ku buka mata ku dipagi ini, kesejukan mengingatkan ku akan suasana kampung halaman yang dulu. Dengan langkah setengah gontai aku bergegas menyiram diri. Hooaaammzz, meski masih terkantuk namun aku paksakan, sepertinya lelah sisa kemarin masih terasa. Setelah selesai mandi tak banyak yang aku kerjakan dipagi pertama ku ini di Dabo. Satu yang aku rasakan hanyalah keasingan yang tak membuatku aneh, justru aku merasa nyaman. Hari ini adalah perkenalan pertama ku dengan Doly, Kuning dan si Hitam.
Pantai Batu Berdaun, Dabo, Singkep, KepRi


    Pagi berlalu dan sekarang matahari mulai merangkak perlahan condong lebih kea rah barat. Inilah saatnya jalan-jalan J, berangkaaattt. Tujuan pertama adalah pantai yang cukup terkenal disini, Pantai Batu Berdaun, dengan mengendarai motor berangkat lah aku dan Nanda menuju lokasi. Sampai di tujuan, Pantai Batu Berdaun ternyata pantainya sepi, dan yang membuat ku penasaran adalah nama pantai itu, “Batu Berdaun”, dan usut punya usut, nama Batu Berdaun bukan tanpa sebab nama itu dipilih untuk nama pantai ini. Ternyata disalah satu pinggir pantai memang terdapat sebuah objek batu dengan ditumbuhi sebuah pohon. Unik namun aneh memang, dengan penasaran aku perhatikan pohon yang tumbuh di bebatuan itu, dan ternyata memang akar pohon itu muncul dari batu besar itu, amaziiinnggg!!! . Desiran angin yang berhembus membawa kenyamanan, pasir pantai dengan putihnya terhampar disepanjang pantai yang tenang namun menyejukan itu. Satu hal unik adalah ketika kami mampir kesebuah warung untuk membeli soft drink, disebelah warung terdapat sebuah pohon papaya, uniknya, buah pepayanya berwarna kuning, sayangnya aku tak sempat memotret pohon papaya unik itu . Dari kejauhan aku memandang sebuah batu diujung pantai ini, dan ternyata itu adalah objek di pantai sebelah pantai Batu Berdaun. Tanpa pikir panjang kita langsung menuju pantai yang berobjek sebuah batu besar itu, Pantai Batu Bungkuk.
Pantai Batu Bongkok


Tak lama kami singgah di pantai ini, selain karena sepi, suasananya seperti tidak bersahabat. Setelah photo beberapa gambar kami kembali ke pantai Batu Berdaub dan duduk disebuah tempat di pinggir pantai.

    Sore hari telah menjelang, jauh diujung pantai tampak segumpal awan menghitam berjalan mendekat kearah kami. Sepertinya aku dan Nanda memang harus sudah pulang, bergegaslah kami beranjak pulang. Ditengah perjalanan mata ku tertuju pada sebuah objek di sebelah kanan ku, sebuah meriam tua yang telah dipagar rapi berdiri kokoh menghadap langit. Meriam Tegak namanya, konon menurut cerita, meriam ini akan dipindahkan ketempat penampungan barang cagar budaya, tetapi katanya meriam itu tak dapat dipindahkan. Dari beberapa sumber diinternet yang ku buka, konon pemda setempat telah mendatangkan dua kali alat berat guna Memindahkan meriam itu, namun yang terjadi malah alat berat itu rusak dan tak bisa Memindahkan meriam itu. Hal unik itu membuat ku penasaran, kami putuskan untuk sejenak berfoto di situs cagar budaya itu.
Situs Meriam Tegak

0 komentar:

Posting Komentar