kacang lupa dikunyah

22 Jan 2012

Yang sebenarnya adalah kacang lupa kulitnya, sebuah pepatah kuno yang memiliki arti kurang lebih seperti seorang yang sombong sehingga lupa akan asal usulnya. Atau bisa juga diartikan sebagai seorang yang lupa dengan hal-hal yang telah menjadikan seseorang itu lebih baik. Hal itu bisa berupa bantuan, dorongan, motivasi atau materil. Dalam masa-masa sekarang, hal itu sangat nampak dan lumrah. Bukan lagi sebagai aib, tapi dijadikan alasan untuk tetap berdiri dengan menyatut semboyan, "yang kuatlah yang bertahan". Kita bisa melihat bagaimana politisi mengkampanyekan dirinya agar dapat dipilih oleh rakyat dengan mengobral janji, namun setelah terpilih politisi itu seakan lupa dengan apa yang telah diberikan oleh rakyatnya. Namun dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas tentang kacang yang lupa pada kulitnya. Hal ini sudah menjadi strategi umum, dan telah banyak dipraktekan dalam sinetron-sinetron yang banyak diputar di televisi tanah air. Dan mungkin bagi banyak orang, hal itu adalah hal biasa yang terjadi saat orang telah berada pada daerah yang baik, maka dia akan lupa pada bagaimana asal dan bagaimana dia bisa berada ditempat itu.

Negeri ini dihuni oleh beragam gaya dan individu yang penuh kreativitas, latar belakang negeri ini sebagai negara timur yang memang mempunyai adat yang baik dan memiliki urat malu yang lebih baik pula dalam keseharian, telah menjadikan negeri ini sebagai negeri yang sopan. Kita mengenal baik bagaimana aturan-aturan adat yang telah tumbuh dalam kehidupan bangsa ini sebagai nilai luhur yang harus diikuti. Etika kesopanan negeri ini bukanlah buruk, dan itu jelas dengan masih tabunya sebagian masyarakat bengsa ini akan hal-hal yang bersifat kebarat-baratan. Namun pada akhirnya, seiring dengan perkembangan yang ada semua itu terkikis dengan sendirinya. Budaya barat mulai merangsek masuk dan menjajah etika ketimuran negeri ini. Sasarannya adalah individu negeri ini, yang nantinya akan menjadi pewaris dari kedaulatan bangsa ini. Budaya ketimuran yang telah menjadi pondasi bangsa ini lambat laun tergantikan, dan orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi yang terhebat dalam mengkonversikan budaya barat dalam kehidupannya.

Walaupun dalam beberapa kasus hal ini dapat masuk dengan tanpa sadar, namun tak jarang pula yang tetap mempertahankannya. Marilah coba merenung sejenak tentang “kacang lupa dikunyah” dan mengedit apa-apa yang terjadi sekarang ini. Mencoba menyaring apa yang masuk dalam kehidupan ini, karena biar bagaimana pun, tidak semua yang datang dari luar sana adalah hal yang buruk. Dan mengedit setiap hal yang muncul dalam keseharian kita. Jangan sampai kita terjebak seperti kacang yang lupa dikunyah, menelan bulat-bulat apa yang masuk, dan mengikutinya seperti apa yang terlihat. Ibarat makan kacang tanpa dikunyah, bisa? Jelas bisa tapi tak akan ada rasa apa-apa dan sangat tidak mengenakan. Jadi mulai saat ini, mari kita cermati hal-hal dari luar yang masuk dan mencoba menyaring apa-apa yang baik dan sesuai dengan budaya negeri ini. Banggalah jadi orang Indonesia, dan jagalah budaya negeri kita sampai titik darah penghabisan. Jangan sampai budaya luar mempengaruhi dan menghilangkan budaya kita. Sudah cukup bukan pelajaran yang kita dapat dari diklaim nya budaya kita oleh negeri tetangga? Mulai sekarang mari kita biasakan diri dan mencari tahu serta memperbanyak pengetahuan tentang negeri ini. Belajarlah dan lahaplah semua kacang yang ada didunia dengan berbagai rasa, namun ingat!!! Kunyahlah dulu sebelum ditelan!!!
picture by: http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2011/07/07/4260/3/Rajin_Makan_Kacang_Diabetes_pun_Menjauh 

0 komentar:

Posting Komentar